Friday, September 29, 2017

Waspadai Batuk pada Anjing

Anjing memiliki sifat atau naluri senang mengeksplor lingkungan dengan penciuman dan penjilatannya, jadi banyak potensi masuknya debu, kotoran, dan kuman ke saluran pernafasan. 

Batuk sebenarnya merupakan reaksi/respon tubuh khususnya pada saluran pernafasan, untuk mengeluarkan benda asing yang masuk. Jika intensitas dan frekuensinya makin meningkat apalagi diikuti kondisi tubuh yang makin menurun, kita perlu curigai adanya gangguan atau penyakit pada daerah saluran pernafasan. Apakah dog lovers sering mendengar anjing kesayangan di rumah batuk? jika iya, maka kita perlu mewaspadainya. 

Pada anjing, jenis batuk akan menunjukan gejala penyakit yang berbeda-beda. Artikel kali ini, Myma Pet house akan menyampaikan beberapa penyakit atau penyebab gangguan batuk untuk dog lovers wapadai:


1. Tracheal collaps
Trakheal collaps merupakan kondisi kelemahan pada jaringan cincin tulang rawan trakhea (saluran pernapasan menuju paru-paru) yang menghasilkan penyempitan lubang saluran nafas. Hal inilah yang menyebabkan anjing batuk. kondisi ini dapat terjadi karena faktor bawaan (genetic) kurangnya zat-zat pembentuk cincin tulang rawan calcium, chondroitin, glikoprotein, dll. Kasus ini sering terjadi pada anjing dengan ras kecil, umumnya terjadi pada anjing yang gemuk dan biasanya terjadi pada anjing umur 6 sampai 7 tahunan ke atas, yang dipicu oleh aktivitas tinggi, tersedak, ataupun dapat terjadi karena cuaca yang sangat panas. Dapat pula diperparah akibat penyakit pernapasan lainnya seperti alergi, infeksi dan penyakit-penyakit yang akan dijelaskan selanjutnya.


Gejala klinis
Batuk kering dengan frekuensi yang sering, diikuti suara (bengek), kondisi seperti anjing tersedak (nafas cepat dan sesak, kadang terjadi kesulitan bernafas, mulut terbuka dan lidah terjulur, berusaha seperti ingin mengeluarkan/memuntahkan sesuatu), mondar-mandir tidak tenang dan lama kelamaan dapat menimbulkan stres.


2. Kennel Cough
Gangguan saluran pernapasan atas (trakheobronkhitis) akibat infeksi virus maupun bakteri dapat menyebabkan reaksi batuk. Agen penyebab batuk ini umumnya parainfluenza virus, canine influenza virus atau beberapa virus lain seprti canine distemper virus, adenovirus tipe 2, atau multipel infeksi dengan bakteri bordetella bronchoseptica. Hati-hati karena bakteri jenis ini dapat menular ke manusia juga. Istilah kennel diambil dari kandang/penampungan anjing. Penularan penyakit ini sangat cepat hanya dengan kontak langsung dengan anjing sakit, yang umumnya terjadi di kennel, shelter, atau tempat penitipan anjing dengan populasi yang padat dan ventilasi serta sanitasi yang kurang baik. 


Gejala klinis
Awal infeksi anjing akan demam dalam beberpa hari, beberapa kasus ada yang diawali dengan bersin, umumnya anjing yang terserang kennel cough menunjukan gejala batuk kering dengan intensitas dalam dan frekuensi cukup sering apalagi setelah melakukan aktivitas tinggi, namun jika terdapat infeksi sekunder bakteri maka batuknya akan terdengar seperti ingin mengeluarkan lendir/dahak. Biasanya anjing dengan imunitas yang baik masih bisa beraktivitas normal namun kondisi batuk yang cukup lama akan membuatnya stress dan tidak nyaman.


3. Pneumonia
Infeksi saluran pernapasan atas dapat terus berkembang hingga ke paru-paru, jika terjadi peradangan pada paru-paru disebut pneumonia. Penyebab pneumonia merupakan lanjutan dari infeksi beberapa/multiple bakteri ataupun fungal/jamur patogen (bersifat penyakit) yang telah lama (kronis) menginfeksi saluran pernapasan. Penyakit ini terjadi karena kurangnya perhatian owner terhadap kebersihan, kesehatan dan nutrisi anjing kesayangannya yang sedang sakit batuk sebelumnya.


Gejala klinis
Anjing yang mengidap pneumonia memiliki gejala klinis yang sudah cukup parah seperti batuk basah dengan intensitas dan frekuensi yang sering, karena paru-paru telah mengalami peradangan (kemerahan, kebengkakan, sakit, tidak dapat berfungsi normal) dan penuh dengan cairan lendir, sehingga anjing akan sesak atau kesulitan bernapas, diikuti dengan demam, lemah dan lemas, muntah, stres, kehilangan nafsu makan, hingga penurunan berat badan yang signifikan.


4. Heartworm
Cacing tidak hanya bersarang di saluran pencernaan namun ada juga cacing yang dapat bersarang di jantung pada anjing. Spesies cacing yang dapat menyerang jantung adalah Dirofilaria immitans yang ditularkan melalui gigitan nyamuk pembawa larva cacing tersebut. Larva cacing masuk ke tubuh anjing melalui peredaran darah hingga bersarang di jantung Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan pada jantung, bahkan larva juga dapat bermigrasi ke organ lainnya seperti paru-paru. Gangguan pada paru-paru dapat menimbulkan reaksi batuk pada anjing. Bahkan cacing ini dapat menular ke manusia juga melalui gigitan nyamuk.


Siklus hidup Dirofilaria immitis
babcockhills.com


Gejala klinis
jenis batuk umumnya kering, sesak atau nafas cepat dan kesulitan bernafas/lemah, anjing akan mengalami anemia, lesu, mual hingga muntah darah, kehiangan nafsu makan, kehilangan berat badan yang cukup signifikan, bahkan pada kasus yang sudah berat dapat menyebabkan hewan tidak sadarkan diri.


5. Gangguan Jantung
Ada beberapa gangguan jantung pada anjing lainnya, khususnya pada anjing yang berumur diatas 6-7 tahun ke atas. Ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan baik maka cairan akan terakumulasi di paru-paru (edema pulmonum) atau disebut gagal jantung kongestif. Akumulasi cairan pada paru-paru dapat menimbulkan batuk. Oleh karena itu jangan remehkan batuk yang menyerang anjing kesayangan kita.


Gejala klinis
Umumnya batuk terjadi pada malam hari ketika anjing tidur atau pada posisi berbaring yang menyebabkan cairan menggenangi seluruh permukaan paru-paru, sehingga anjing akan mengalami sesak dan kesulitan benapas. Selain itu gejala klinis lainya yang juga muncul antara lain kebiruan di sekitar lidah, kelelahan, kelemahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, hingga berkurangnya daya tahan tubuh. Waspadai gangguan jantung terutama pada hewan dengan usia lanjut.


Hal yang perlu diperhatikan sebagai owner:
1. Segera bawa anjing kesayangan ke dokter hewan jika terdapat gejala-gejala penyakit seperti penjelasan diatas, agar segera mendapatkan pertolongan. Pada beberapa kasus diperlukan observasi dan pemeriksaan lanjutan (cek darah, x-ray, dll) sehingga owner diharapkan konsisten dalam mengikuti prosedur pemeriksaan dan pengobatan dari dokter hewan.

2. Vaksinasi memerupakan pencegahan efektif untuk meminimalisir infeksi virus yang dapat menyebabkan batuk. 

3. Menjaga kebersihan harus kita terapkan dalam memelihara hewan di rumah. Rutin membersihkan kandang, wadah pakan, membuang kotoran setiap hari, dan mengatur sirkulasi udara dengan baik (ada aliran udara yang masuk, dan keluar). Karena penyakit biasanya bersarang pada tempat yang kotor dan pengap.

4. Meningkatkan nutrisi dan imunitas hewan dapat meminimalisir munculnya infeksi akibat penyakit yang masuk dan juga pada hewan yang sakit dapat membantu proses persembuhan. Berikan pakan ataupun suplemen terbaik yang sudah direkomendasikan oleh dokter hewan.

6. Pastikan anjing kesayangan sudah mendapatkan program obat cacing dari dokter hewan.

7. Pisahkan hewan yang sakit agar lebih mudah terpantau dan tidak menular ke hewan yang lainnya.

8. Biasanya anjing yang sedang sakit batuk lebih mudah stres, usahakan untuk memberikan perhatian yang lebih dan berikan tempat yang nyaman dan udara yang baik untuk istirahatnya. Dan sementara kurangi aktivitasnya yang dapat memicu lelah, penyempitan saluran nafas dan batuk

9. Jika ingin menitipkan anjing kesayangan, pastikan ke tempatnya terjamin kebersihan dan kualitasnya.

10. Jangan lupa untk selalu mencuci tangan apalagi setelah kontak dengan hewan yang sakit agar tidak menular ke hewan lainnya maupun ke diri kita.

11. Jangan memberikan obat apapun tanpa seizin dokter hewan. Jadilah owner yang bijaksana dan bertanggung jawab.

Semoga artikelnya bermanfaat,

drh. Ajeng Herpianti
Myma Pet House
Klinik Hewan Bogor